Open Recruitment Staff Divisi AMAZI BEM FKM Universitas Airlangga Periode 2016

No comment yet


Selamat pagi mahasiswa Ilmu gizi Universitas Airlangga

Mahasiswa adalah agen perubahan. Seseorang dapat dikatakan mahasiswasejat apabila mahasiswa tersebut tidak hanya memberikan aspirasi saja, tetapi mereka juga mampu melakukan aksi nyata dan tindakan.

Ayo jadilah bagian dari pengurus AMAZI  BEM FKM UNAIR 2016, bagian dari tindakan nyara perubahan untuk AMAZI lebih baik.

Berkas open recruitment dapat diunduh melalui link dibawah ini:
https://drive.google.com/file/d/0B64QKPPiSa_EVTBSZTlPTnlaUkE/view?usp=sharing
Kami tunggu kontribusi dan tindakan nyata kalian untuk AMAZI lebih baik.

#AMAZIUNAIR2016
#AyoBersatu
#AyoLebihBaik
#AyoOprec




Waspada Anorexia Nervosa pada Remaja Putri

No comment yet
Isma Nur Amalia/101311233033/GIZI 13


            Remaja adalah suatu tahap peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa. Di tahap inilah remaja mengalami suatu perkembangan fisik yang pesat dan menyangkut pertumbuhan, kematangan organ reproduksi, hormonal, pertambahan jaringan lemak di dalam tubuh serta perubahan sosialisasi dan perubahan kematangan diri. Remaja mengalami masa pubertas yang membuat psikologis dari remaja cenderung lebih dekat kepada teman sebayanya dibanding oleh orangtua yang pada masa anak-anak cenderung menjadi faktor pengambil keputusan yang tinggi termasuk pada pola makan
            Pola makan khususnya remaja putri modern ini lebih cenderung ke pengaturan makan yang secara ketat dan berorientasi kepada role model yang menjadi panutannya. Gangguan pola makan yang sering terjadi pada remaja putri ialah “Anorexia Nervosa” yakni pengaturan pola makan yang sangat ketat artinya remaja cenderung membatasi makan secara sengaja dan mengontrolnya dengan sangat ketat (Andriani, Merryana 2012). Penderita yang merasa lapar akan terus menghindari makanan dan lebih nyaman untuk menahan lapar. Seseorang yang menderita “Anorexia Nervosa” disebut sebagai anoreksi sering muncul pada remaja yang memang kegemukan atau mempersepsi bahwa dirinya terlalu gemuk. Ia lalu mulai berdiet keras, yang terus membuat dia sampai ke titik di mana ia terjebak secara obsesif untuk menjadi kurus.
Presepsi anoreksi mengenai rasa kenyang mengalami gangguan. Ketika mengonsumsi makanan dalam jumlah yang sedikit akan merasa kenyang bahkan merasa mual. Ketika merasa lapar dan tidak tertahankan sehingga mengonsumi makanan akan merasa sangat bersalah meskipun jumlah yang dikonsumsi sedikit. Anoreksi cenderung menyalahkan diri sendiri, menyendiri dan akhirnya depresi akibat dari penambahan berat badan yang mendadak atau aktivitas makan yang dirasa dikonsumsi dalam jumlah banyak Anoreksi akan ditandai juga oleh tidak mengalami menstruasi setidaknya minimal tiga bulan berturut-turut disebabkan tidak terpenuhnya nutrisi yang cukup sehingga hormon terganggu.
 Ketika memandangi tubuhnya di cermin, ia melihat sosok yang sangat berbeda dengan apa yang dilihat oleh orang lain. Orang lain melihatnya sebagai remaja putri yang kurus kering dan lemah sehingga hanya terlihat tulang belulang, seperti seorang penderita kelaparan, sedangkan yang dilihat adalah seorang yang gendut dan dirasa harus menurunkan berat badannya kembali. Lihat ilustrasi di bawah ini :


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anorexia Nervosa menurut Merryana Andriani antara lain adalah body images yang salah. Body images yang dianggap baik adalah langsing sehingga bagi remaja yang tidak memiliki tubuh langsing akan merasa tidak percaya diri kemudian akan depresi dan berusaha untuk mendapat “tempat” di lingkungan sosialnya. Penerimaan secara sosial yang menurut mereka dianggap lebih baik dan penting daripada kesehatan mereka. Media juga merupakan salah satu penyebab timbulnya gangguan Anorexia Nervosa karena body images yang disukai disebarluaskan pada media contohnya adalah ajang kecantikan yang memberikan point berat badan pada kategorinya. Sehingga strerotype yang didapat adalah “cantik itu kurus”.
Anorexia Nervosa dapat dicegah dengan senantiasa menjaga pola makan yang teratur sehingga berat badan yang terbentuk normal sehingga dapat menjalankan fungsi dari tubuh secara normal. Mengupayakan zat gizi dalam jumlah yang seimbang, menghindari obat-obatan diet yang tidak jelas dan memperbanyak aktivitas fisik bila konsumsi berlebih. Perlunya penanaman kepercayaan diri yang baik dalam diri remaja juga sangat diperlukan. Dukungan dari lingkungan sekitar misalnya keluarga, teman, guru sangat membantu


Daftar Pustaka
Andriani, Merryana.2011.Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan.Jakarta:Kencana



Mengenal Lebih Jauh Osteoartritis

No comment yet
Oleh : Dara Putri Puspitasari (S1 Ilmu Gizi 2014)

Osteoartritis adalah salah satu penyakit persendian yang paling banyak ditemui. Penyakit ini masih belum diketahui penyebab pastinya. Gejala penyakit ini ditandai dengan kehilangan tulang rawan (kartilago) sendi secara bertahap. Berdasarkan National Centers for Health Statistics, diperkirakan 15,8 juta (12%) orang dewasa antara usia 25-74 tahun mempunyai keluhan osteoartritis (Anonim, 2011). Sekitar 10-15% dari orang yang menderita osteoartritis berusia diatas 60 tahun.


Faktor risiko terjadinya penyakit osteoartritis dibedakan menjadi dua, yaitu faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan yang dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah usia, ras, jenis kelamin (gender), dan genetik, sedangkan faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah obesitas, kelemahan otot, aktivitas fisik yang berat, trauma berlebihan, dan diet.
Osteoartritis kebanyakan terjadi pada usia diatas lima puluh tahun. Osteoartritis menyerang persendian, biasanya sendi yang sering terkena adalah punggung bawah, pinggul, lutut, dan kaki. Ketika terkena di daerah sendi tersebut akan mengalami kesulitan untuk melakukan kegiatan seperti berjalan, menaiki tangga, dan mengangkat suatu beban. Bagian lain yang sering terkena juga adalah leher dan jari, termasuk pangkal ibu jari. Ketika bagian jari dan sendi tangan terkena osteoartritis, hal ini dapat membuat keadaan bertambah sulit terutamanya untuk memegang suatu objek dan untuk melakukan pekerjaan (Anonim,2006). Selain itu, penderita juga mengalami bengkak karena deformitas tulang, misalnya pembentukan osteofit atau karena efusi yang disebabkan oleh akumulasi cairan sinovial. Keluhan yang sering diderita penderita osteoartritis biasanya adalah nyeri sendi, hambatan gerakan sendi, kaku pagi, krepitasi atau rasa gemeratak yang timbul pada sendi yang sakit, pembesaran sendi (deformitas), dan lain-lain.


Osteoartritis pada usia lanjut umumnya tidak ada cara pengobatan untuk menyembuhkan secara total, namun dapat digunakan untuk mengurangi rasa nyeri yang timbul. Selain itu, cara alami yang dapat dilakukan adalah dengan berjemur di paparan sinar matahari pagi. Pengobatan osteoartritis dapat berupa pemberian makanan yang mengandung zat gizi tertentu atau dengan obat-obatan.
Suplemen makanan yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa nyeri pada sendi yang mengandung glukosamin dan kondroitin sulfat. Glukosamin dan kondroitin sulfat secara alami terdapat pada tubuh manusia dan hewan, dan merupakan bahan utama dari tulang rawan.
Glukosamin adalah suatu senyawa gula amino yang memiliki peran penting dalam  pembentukan dan perbaikan tulang rawan. Glukosamin merupakan suplemen yang digunakan untuk terapi pada persendian, khususnya pada osteoartritis. Glukosamin direkomendasikan terutama untuk pasien yang memiliki  risiko tinggi untuk mengalami osteoartritis, salah satunya adalah pada lanjut usia (lansia) (Shao, 2013). Kondroitin sulfat dapat membantu tulang rawan membentuk kerangka dasar yang diperlukan untuk perbaikan kerusakan sendi dan dapat meningkatkan cairan sinovial yang ada di tulang rawan. Kondroitin sulfat juga dapat berfungsi sebagai obat anti-inflamasi ringan. Sumber kondroitin sulfat adalah tulang rawan hewan, yaitu tulang rawan ikan hiu atau trakea hewan mamalia.



Sumber :
Ambardini, Rachmah Laksmi.Latihan Fisik dan Manajemen Terpadu Osteoartritis. Retrieved from http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132256204/Latihan%20Fisik-Manajemen%20Osteoartritis.pdf.Diakses tanggal 29 Mei 2015.
Kardiman,Cynantya.2013.Manfaat Glukosamin, Kondroitin, dan Metilsulfonilmetana pada Osreoartritis.Cermin Dunia Kedokteran, Volume 40 Nomor 12.

What is Extra Virgin Olive Oil

No comment yet
Oleh : Denna Fanni (S1 Ilmu Gizi 2013)

Frankel, E.N. et. al menyatakan bahwa "Extra virgin" merupakan  minyak zaitun terbaik sesuai standar yang ditetapkan oleh Olive Council International (IOC) dan Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA). Selain menetapkan standar kimia untuk tambahan virgin olive oil, IOC dan USDA telah menetapkan standar sensorik yakni minyak harus memiliki nol cacat dan lebih besar dari nol fruitiness. Pada bulan Juli 2010, Pusat Davis Olive UC mengeluarkan laporan yang menunjukkan bahwa 69 persen dari minyak zaitun impor berlabel "extra virgin" gagal dalam uji standar IOC sensorik, dengan kata lain minyak ini cacat dan gagal memenuhi standar internasional untuk minyak zaitun extra virgin. Selama setahun Davis UC bekerja sama dengan Laboratorium Penelitian Minyak Australia untuk mengevaluasi kualitas minyak zaitun extra virgin yang dijual di rak ritel di California dengan menggunakan dua metode pengujian yang diterapkan di Jerman dan Australia.


Dengan studi ini dan studi pada Juli 2010, tes laboratorium Pusat Davis Olive UC menemukan bahwa merek minyak zaitun impor terlaris "extra virgin" yang dijual di Amerika Serikat dan dibeli di lokasi ritel di seluruh California sering gagal standar sensorik IOC untuk minyak zaitun extra virgin. Analisis sensori menunjukkan bahwa sampel ini gagal memiliki deskriptor pantas seperti tengik dan fusty. Pengujian ini menunjukkan bahwa sampel gagal standar minyak zaitun extra virgin untuk alasan yang mencakup satu atau lebih dari berikut: (a) oksidasi oleh paparan suhu tinggi, cahaya, dan/atau penuaan; (b) pemalsuan dengan minyak zaitun lebih murah; serta (c) minyak berkualitas rendah yang terbuat dari pemasakan buah zaitun yang rusak, kelemahan pengolahan, dan/atau penyimpanan minyak tidak tepat.
Minyak zaitun extra virgin secara alami mengandung tingkat lemak tak jenuh tunggal dan antioksidan yang lebih tinggi seperti polifenol dan tokoferol. Mereka juga secara alami mengandung sterol yang diduga digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol. Semua atribut ini banyak dicari oleh sadar kesehatan. Semua minyak zaitun (dan semua jenisnya yang bisa dikonsumsi) memiliki nilai energi yang hampir sama. Kata "light" yang dibuat dalam konteks memiliki pengertian aroma, rasa dan warna yang ringan.



Sumber:
Franker E.N. et. al. (2011). Report Evaluation od Extra-Virgin Olive Oil Sold in California. UC Regents, Davis Campus.
Gawel, R. (2009). Frequently Asked Questions about Extra Virgin Olive Oil. 

Gizi Kecantikan: Ingin Awet Muda? Yuk Kenali Antioksidan

No comment yet
Oleh : Wuri Rizki Handarbeny (S1 Ilmu Gizi 2013)

Di zaman modern awarness masyarakat akan pentingnya perawatan kecantikan semakin meningkat, sehingga tak heran kian menjamurnya tempat-tempat yang menawarkan jasa kecantikan baik salon maupun klinik kecantikan. Tahukah anda, selain kecantikan yang tampak dari luar, kecantikan dari dalam (inner beauty) juga tetap harus dijaga ya !
Kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kecantikan tidak lain dilatar- belakangi oleh keinginan tampil prima dan awet muda. Membahas tentang keinginan awet muda tentu harus mengetahui cara menghambat penuaan, nah cara menghambat penuaan adalah dengan mengetahui penyebab dan cara menghambatnya, termasuk diet yang menunjangnya. Mengutip karya tulis Carper tahun 1996 dalam Evawati, Diana tentang proses penuaan, teorinya menyebutkan bahwa proses menua berlangsung ketika sel-sel secara permanen dirusak oleh serangan terus menerus dari sejumlah partikel kimia yang disebut radikal bebas.
Secara alami tubuh manusia diciptakan untuk tidak mudah menyerah terhadap pengaruh radikal bebas. Pertahanan tubuh untuk menangkal radikal bebas berupa enzim-enzim dan bahan kimiawi yang disebut antioksidan. Secara kimiawi antioksidan dirancang untuk menetralkan elektron kepada radikal bebas, sehingga radikal bebas normal kembali dan menghentikan proses penuaan.  
Menurut penelitian Carper, menyatakan bahwa 3 cara utama untuk memperkuat persenjataan tubuh yang terdiri atas antioksidan-antioksidan untuk melawan proses penuaan:
1.    Pertama dengan mengonsumsi makanan kaya akan antioksidan (vitamin E, beta karoten, dan vitamin C), yang banyak ditemukan pada bawang putih, brokoli, dan tomat.
2.    Kurangi asupan makanan yang mudah teroksidasi, karena secara kimiawi oksigen akan mengubah senyawa menjadi radikal bebas yang bersifat menghancurkan sel-sel tubuh. Makanan yang mudah teroksidasi adalah minyak jagung, margarin, dan kuning telur (pada makanan yang banyak mengalami proses pengolahan).
3.    Konsumsi makanan yang mengandung zat-zat tambahan seperti tambahan vitamin dan bahan makanan yang secara tidak langsung merangsang enzim-enzim penetral radikal bebas (yang terkenal adalah bahan makanan mengandung sulfcrofan seperti brokoli).
Lalu, bagaimana antioksidan (vitamin E, C dan beta karoten) menghambat proses penuaan ? Shunck, Mayer, dan Haake (1990) dalam Evawati, Diana menjelaskan bahwa vitamin E terdiri atas tokoferol, senyawa tokoferol adalah antioksidan. Fungsi utama tokoferol adalah sebagai pelindung sel terhadap peroksida yang terbentuk pada proses metabolisme.
Vitamin C secara struktural dekat dengan monosakarida turunan L-Glukosa suatu aldoheksosa. Senyawa ini dianggap sebagai produk oksidasi lakton dan asam aldonat (L-Gulonant). Pada asam gulonant terdapat bentuk endiol yang distabilkan oleh jembatan hidrogen intra molekul, proses menstabilkan tersebut sekaligus membentuk fungsi antioksidan.
Beta karoten merupakan senyawa larut lemak berfungsi sebagai respon biologis. Selain itu, provitamin A berfungsi untuk pertumbuhan melalui metabolisme protein. Dengan demikian beta karoten berfungsi sebagai regenerasi sel sehingga kulit kencang dan terlihat awet muda.


Daftar Pustaka

Evawati, Diana. 2010. Gizi Kecantikan Menghambat Proses Penuaan Dini. Wahana, Volume 54 Nomor 1.

Sayangi Dirimu, Penuhi Gizi Seimbang

No comment yet
Oleh : Nur Fatimah (S1 Ilmu Gizi 2014)


Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Tanpa makan, manusia akan sulit bertahan hidup bahkan mustahil untuk terus bertahan hidup. Hal tersebut dikarenakan manusia memerlukan energi untuk menjalankan aktivitas sehari-harinya. Namun makan saja tidak cukup. Kita juga harus memperhatikan nilai gizinya, karena jika kekurangan atau kelebihan suatu zat gizi dapat menyebabkan penyakit malnutrisi. Untuk itu kita perlu berpedoman pada Gizi Seimbang.
Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman, aktivitas fisik, kebersihan dan berat badan ideal. Dulu terkenal slogan ‘4 Sehat 5 Sempurna’ yang menjadi pedoman masyarakat untuk mencapai gizi seimbang. Makan nasi atau sumber karbohidrat lain, sayuran, lauk pauk, buah-buahan dan disempurnakan dengan susu. Namun sekarang slogan tersebut sudah tidak digunakan dan digantikan dengan 10 Pedoman Umum Gizi Seimbang baru. Pesan-pesan dalam Pedoman Gizi Seimbang baru yaitu :
1.      Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan
2.      Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan
3.      Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi
4.      Biasakan mengonsumsi aneka ragam makanan pokok
5.      Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak
6.      Biasakan sarapan
7.      Biasakan minum air putih yang cukup dan aman
8.      Biasakan membaca label pada kemasan pangan
9.      Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir
10.  Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal
Terdapat 4 prinsip Pedoman Gizi Seimbang baru yaitu 1.) Mengonsumsi makanan beragam 2.)  Membiasakan perilaku  hidup bersih 3.) Melakukan aktivitas fisik, untuk menyeimbangkan pengeluaran energi dan pemasukan zat gizi ke dalam tubuh 4.) Mempertahankan dan memantau berat badan dalam batas normal. Prinsip Gizi Seimbang divisualisasi sesuai dengan budaya dan pola makan setempat. Di Indonesia dalam bentuk tumpeng dengan nampannya yang disebut “Tumpeng Gizi Seimbang”. Selain tumpeng gizi seimbang juga ada visualisasi ‘Piring Makananku’ yang menunjukkan porsi makan ideal untuk sekali makan masyarakat Indonesia yang terdiri atas makanan pokok, sayuran, lauk pauk dan buah-buahan ditambah konsumsi air putih dan membatasi gula, garam dan minyak untuk setiap masakan. Selain itu terdapat gambar mencuci tangan yang mencerminkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan membiasakan mencuci tangan sebelum makan agar terhindar dari kontaminasi kuman yang dapat menyebabkan sumber penyakit bagi manusia.



Menerapkan pola gizi seimbang diharapkan dapat menjadi pertahanan tubuh untuk menurunkan fakor risiko penyakit dan juga mencegah kekurangan gizi. Jadi, menerapkan pola gizi seimbang tidak hanya makan makanan dengan zat gizi yang sesuai kebutuhan namun juga harus dimbangi dengan olahraga dan perilaku hidup bersih. Mari ubah kebiasaan lama, sayangi dirimu dan penuhi gizi seimbang.


Sumber  : 
Dinas Kesehatan Provinsi Jogjakarta. Sejarah dan Pengertian Gizi Seimbang. Retrieved from http://dinkes.jogjaprov.go.id/gizi/index.php/home/baca/24/Sejarah-dan-Pengertian-Gizi-Seimbang. Diakses tanggal 25 Maret 2015.

Amelia, S. 2014. Pedoman Gizi Seimbang (PGS) 2014. Retrieved from http://gizi.depkes.go.id/pgs-2014-2 Diakses tanggal 25 Maret 2015.

HARI GIZI NASIONAL 2015 : Pentingnya Intervensi Gizi Pra-Konsepsi pada Wanita Usia Produktif untuk Mempersiapkan Generasi Emas

No comment yet
Selamat pagi, hari ini Minggu, 25 Januari 2015 merupakan Hari Gizi Nasional ke-55. Kami akan memberikan ulasan singkat mengenai permasalahan kesehatan yang terkait gizi di Indonesia. Kali ini kami akan membahas tentang pentingnya gizi pra-konsepsi pada wanita usia produktif. Semoga bermanfaat ^^ #HGN55 #HGN2015




         Salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu bangsa adalah kualitas dari individu-individu yang hidup dan berkembang di negara tersebut. Anak muda yang menjadi ujung tombak kemajuan bangsa perlu disiapkan sedini mungkin baik secara fisik, moral maupun material. Kualitas generasi penerus bangsa dapat dibentuk mulai dari kesiapan mental dan kesehatan seorang ibu dalam menghadapi kehamilannya. Namun, harapan ini agaknya sedang mengalami kendala yang cukup besar dengan banyaknya kasus kematian ibu dan bayi.
Kasus kematian ibu dan bayi yang terbanyak terjadi pada saat persalinan, pasca persalinan, dan hari-hari pertama kehidupan bayi masih menjadi tragedi yang marak di negeri ini. Hal ini dapat terjadi dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhi salah satunya adalah ketidaksiapan sang ibu saat pra kehamilan. Penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir sangat perlu dilakukan dengan beberapa upaya dan inovasi baru.
Upaya yang dapat dilakukan dalam hal ini adalah penempatan bidan di desa, pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan menggunakan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA), Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), serta penyediaan fasilitas kesehatan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas perawatan dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di rumah sakit.
Upaya terobosan yang paling mutakhir menurut gizikia.depkes.go.id adalah program Jampersal (Jaminan Persalinan) yang digulirkan sejak 2011. Program Jampersal ini diperuntukan bagi seluruh ibu hamil, bersalin dan nifas serta bayi baru lahir yang belum memiliki jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan. Keberhasilan Jampersal tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan pelayanan kesehatan namun juga kemudahan masyarakat menjangkau pelayanan kesehatan disamping pola pencarian pertolongan kesehatan dari masyarakat, sehingga dukungan dari lintas sektor dalam hal kemudahan transportasi serta pemberdayaan masyarakat menjadi sangat penting.
            Program Jampersal membuat pemerintah menjamin pembiayaan persalinan sekitar 2,5 juta ibu hamil agar mereka mendapatkan layanan persalinan oleh tenaga kesehatan dan bayi yang dilahirkan sampai dengan masa neonatal di fasilitas kesehatan pada tahun 2012. Slogan yang dimiliki program ini berbunyi Ibu Selamat, Bayi Lahir Sehat yang dibuat dengan harapan dapat memberi kontribusi besar dalam upaya percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir.
Upaya percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir memang tidak berjalan mudah. Hal ini dapat dilihat dari hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012 yang menunjukkan masih tingginya angka kematian ibu saat melahirkan, yaitu sebesar 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Lima tahun yang lalu lembaga survei yang sama juga merilis angka kematian ibu pada saat melahirkan yaitu sebesar 228 per 100 ribu kelahiran hidup. Dari hasil survei ini dapat disimpulkan bahwa terdapat kenaikan angka kematian ibu. Hal ini sangat bertentangan dengan target Millenium Development Goals (MDG) 2015 yang ingin menekan angka kematian ibu sebesar 102 per 100 ribu kelahiran hidup.
            MDG 2015 memiliki tiga target tujuan pembangunan millennium yang sangat sulit dicapai pada tahun 2015, yaitu menurunkan angka kematian ibu melahirkan, menurunkan penyebaran virus HIV/AIDS serta  mengakses air bersih dan sanitasi dasar. Hal tersebut disampaikan oleh Asisten Utusan Khusus Presiden Indonesia  untuk tujuan pembangunan milenium (MDG), Diah Saminarsih dalam voaindonesia.com. Menurut beliau, beberapa faktor yang dapat mempengaruhi diantaranya adalah pembangunan yang belum merata sehingga infrastruktur maupun layanan kesehatan antara satu provinsi dengan provinsi lain berbeda, masih kurangnya tenaga kesehatan di daerah terutama daerah terpencil di Indonesia, dan tidak lagi berjalannya program Keluarga Berencana (KB) saat ini.
Faktor lain yang dapat menyebabkan angka kematian ibu berdasarkan data laporan rutin Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 2010 adalah sebesar 228.187 akibat perdarahan dan 186.612 karena mengalami eklampsia. Kedua penyebab utama tersebut dapat dicegah apabila persalinan dibantu oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan. Selain itu pengetahuan ibu tentang persiapan sebelum kehamilan (pra-konsepsi) dan saat masa kehamilan harus ditingkatkan untuk mencegah terjadinya berat bayi lahir rendah yang juga menjadi salah satu faktor bayi tidak dapat bertahan hidup pada masa-masa awal kehidupannya.
            Pengetahuan ibu dapat diberikan dengan upaya pembekalan pada calon ibu untuk mengurangi angka kematian ibu dan bayi adalah dengan memberikan pengetahuan tentang asupan gizi yang baik guna menunjang kebutuhan gizi selama masa kehamilan. Saat kehamilan, asupan gizi ibu menjadi salah satu hal yang sangat menentukan bagi kesehatan bayi dan ibu. Namun sering kali calon ibu tidak menyadari akan kehamilannya di bulan-bulan pertama masa mengandung. Padahal pada satu bulan pertama kehamilan terjadi proses pertumbuhan janin yang sangat pesat serta terjadi pembentukan otak dan organ-organ penting lain pada janin. Apabila ibu tidak menyadari bahwa dia sedang hamil muda, maka dapat terjadi kemungkinan kekurangan asupan gizi yang dibutuhkan pada masa-masa awal pembentukan organ vital janin. Selain itu, asupan gizi yang kurang dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah dan berpengaruh pada ketahanan bayi dalam menjalani masa-masa awal kehidupannya.
            Secara ilmiah intervensi nutrisi seperti suplemen makanan selama kehamilan pada remaja, wanita usia subur dan selama hamil terbukti efektif dalam mencegah BBLR (ACC/SCN, 2000). Menurut Rao et al. (2007), rendahnya asupan kalori pada trimester III dan berat badan ibu sangat erat kaitannya dengan berat bayi lahir. Kenaikan berat badan ibu selama hamil pada status gizi normal dan kurang akan meningkatkan risiko berat bayi lahir di atas 4000 gram apabila kenaikan berat badan di atas yang direkomendasikan dan di bawah 3000 gram apabila kenaikan berat badan berada di bawah yang direkomendasikan.
Kenaikan berat badan di bawah rekomendasi dapat dicegah sesuai dengan pemaparan yang telah disebutkan sebelumnya yakni dengan adanya pembekalan dini tentang gizi pra-konsepsi pada wanita di usia produktif. Gizi pra-konsepsi diperlukan untuk mempersiapkan cadangan gizi saat masa-masa awal kehamilan. Apabila pada masa pra-konsepsi calon ibu sudah memiliki cadangan gizi yang baik dalam tubuh maka saat awal masa kehamilan, janin tidak akan mengalami hambatan dalam pertumbuhannya karena sudah ditunjang dengan cadangan asupan gizi yang baik dari calon ibu.
Pengetahuan mengenai gizi pra-konsepsi dapat disampaikan melalui kader posyandu, petugas puskesmas atau bahkan melalui karang taruna kepada para wanita. Sikap kooperatif atau dukungan dari masyarakat sekitar sangat membantu berjalannya program ini agar hal yang berkaitan dengan pengetahuan masa pra-konsepsi tidak dianggap tabu. Masyarakat perlu mengtahui persoalan masa pra-konsepsi ini sehingga dapat berkontribusi langsung dalam penurunan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia.
Penurunan angka kematian anak dan peningkatan kesehatan ibu adalah tujuan dari program yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yaitu Millenium Development Goals (MDG). Program ini memiliki tujuan umum untuk mencapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat. Indonesia merupakan salah satu negara yang turut hadir dalam pertemuan Puncak Milenium di New York pada Septermber 2000 dan menandatangani Deklarasi Milenium tersebut. Hal ini dilakukan dengan harapan bahwa adanya pembekalan pengetahuan tentang gizi pra-konsepsi dapat membantu menurunkan angka kematian ibu dan bayi sehingga target Millenium Development Goals (MDG) 2015 dapat tercapai.