TIPS AND TRICK : KONSUMSI MINUMAN BER- ES BATU (ES BUAH) SAAT BERBUKA, DITINJAU DARI SEGI GIZI DAN DAMPAK BAGI KESEHATAN
Oleh
: Yurike (Gizi 2015)
Bulan
ramadhan adalah bulan yang sangat dinantikan oleh para umat muslim. Dikarenakan
pahala akan dilipat gandakan oleh Allah Swt barangsiapa yang menjalankan ibadah
di bulan suci nan berkah tersebut. Salah satu kewajiban umat muslim dalam
beribadah di bulan ramadhan adalah dengan “berpuasa”. Puasa menjadi hal yang
wajib bagi umat Islam dalam menjalankan perintah dari-Nya.
Dengan
adanya puasa, maka kebutuhan kalori akan menurun. Hal ini dikarenakan, pada
saat puasa kondisi kadar glukosa dalam darah juga akan turun. Kondisi demikian
akibat adanya peran insulin dan glukagon yang disekresi oleh sel beta pankreas
dalam mekanisme pengaturan kadar glukosa dalam darah. Adanya hal tersebut
menyebabkan seseorang membutuhkan energi lebih untuk melakukan suatu aktivitas,
walaupun pada saat kondisi berpuasa. Energi akan pulih kembali seiring
seseorang tersebut mengonsumsi zat gizi pada waktu yang telah ditentukan, yaitu
pada saat berbuka puasa.
Seringkali
fenomena yang ada dalam masyarakat dari segi konsumsi gizi saat puasa, tidak
memandang status gizi dan dampaknya setelah mengonsumsi makanan tertentu. Tidak
lepas dari kata “es buah”, yang selalu menjadi minuman favorit yang ada pada
menu buka puasa. Es buah adalah sirup yang diisi dengan beberapa macam buah
yang dipotong-potong kecil dan ditambah es. Namun, konsumsi es buah dapat berdampak
buruk bagi kesehatan apabila mengkonsumsinya tidak pada waktu yang semestinya.
Buah
sesungguhnya merupakan makanan yang baik untuk berbuka puasa. Hal ini
dikarenakan kandungan elektrolit pada buah cukup tinggi. Sehingga kebutuhan
elektrolit yang terlah berkurang dalam tubuh kita selama puasa dapat terisi
kembali setelah mengonsumsi buah saat berbuka. Namun yang menjadi
permasalahannya adalah es batu pada es buah tersebut. Hal ini perlu dipastikan,
apakah saat kita membeli es buah pada pedagang yang menjual es buah tersebut
terjamin kebersihannya. Dikarenakan menurut sebuah penelitian, es batu dapat
menumbuhkan dan meningkatkan jumlah mikroba yaitu bakteri Coliform (E. Coli). Bakteri tersebut merupakan mikrobia yang umum digunakan sebagai
indikator pada sanitasi air dan makanan. Tidak adanya mutu mikrobiologis es
batu yang digunakan pedagang dalam menjual es buah, mengakibatkan tumbuh
kembang bakteri Coliform yang berdampak bagi kesehatan sistem
pencernaan manusia. Sehingga muncul berbagai penyakit seperti diare, gagal
ginjal bahkan meningitis.
Selain itu, mengonsumsi es batu yang
berlebihan pada es buah dapat menurunkan detak jantung, sehingga terhambat dalam
menjalankan sistem kerjanya. Dalam sebuah penelitian, disebutkan bahwa adanya
air dingin dapat menurunkan 25% denyut jantung. Adanya konsumsi es batu
(dingin) pada es buah, juga akan berakibat menurunnya detak jantung kita.
Untuk itu, berbuka puasa dengan menu
yang sehat sangat dianjurkan. Jika menginginkan es buah sebagai makanan berbuka
puasa, hendaklah membeli es buah pada pedagang yang menjamin kehigienisan
dagangannya. Atau lebih dianjurkan untuk membuat sendiri. Dan jika berniat berbuka
puasa dengan es buah, lebih baik disantap setelah makan makanan yang kaya akan
karbohidrat namun rendah lemak dan rendah glukosa. Hal ini untuk menghindari
penyakit degeneratif seperti obesitas dan diabetes mellitus. Sehingga dengan
berpuasa dapat lebih meningkatkan kesehatan dan bukan meningkatkan risiko
penyakit.
Daftar pustaka :
RV, Mandagi dan Moningka M. 2014. Variasi Jumlah Perbedaan Jumlah Denyut Nadi
Penyelam Tradisional pada Simulasi Penyelaman. Jurnal e-Biomedik, 2(1). http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/view/3752/3275. Diakses pada 18 Juni 2016
Sopacua, Febiana Christine. 2013. Kandungan
Coliform Dan Klorin Es Batu Di Yogyakarta (Thesis). Yogyakarta:Universitas Atma
Jaya Yogyakarta. http://e-journal.uajy.ac.id/4841/2/1BL01118.pdf.
Diakses pada 18 Juni 2016