Tabonai ( Tinggi gizi Berbahan Lokal Namanya Ikan Pora-Pora )
Marintan Laura (Ilmu Gizi 2015)
Kebutuhan
pangan di Indonesia semakin meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk. Bertambahnya
penduduk bukan hanya menjadi satu-satunya permasalahan yang menghambat untuk
menuju ketahanan pangan nasional. Berkurangnya lahan pertanian juga turut
andil. Indonesia sendiri memliki luas
perairan sekitar 3,1 juta kilometer persegi. Dengan perairan seluas ini tentu
harus dimanfaatkan dalam mennanggulangi permasalahan yang ada di Indonesia
seperti masalah pangan. Dengan adanya danau, laut di setiap daerah di Indonesia
maka perlu adanya peralihan dalam pemenuhan pangan yang bergizi dengan
memanfaatkan sumber daya alam yang ada di perairan Indonesia. Seperti
pemanfaatan berbasis pangan lokal yang berasal dari air yaitu ikan.
Ikan
sebagai bahan makanan yang mengandung protein tinggi dan asam amin essensiaal yang
diperlukan oleh tubuh. Mengonsumsi ikan tidak hanya memperkuat daya tahan otot
jantung, tetapi juga meningkatkan kecerdasan otak, menurunkan kadar
trigliserida, dan mencegah penggumpalan darah. Tingginya kandungan protein dan
vitamin membuat ikan yang mudah dibudidayakan ini sangat membantu pertumbuhan
anak-anak balita (Atkins, 2007).
Ikan
pora-pora dari perairan Danau Toba yang dijual beberapa pedagang di pasar
tradisional Pangururan , Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Rasa yang khas bila
digoreng dengan cita rasa berbeda jika dibandingkan dengan ikan air tawar
lainya dari perairan Danau Toba. Lingkungan perairan Danau Toba diduga sangat
sesuai sebagai habitat untuk budidaya ikan bernilai ekonomis tinggi dengan rasa
yang cukup gurih tersebut.
Ikan
pora-pora yang dalam bentuk kering memiliki nilai gizi yang lebih tinggi
dibandingkan ikan pora-pora dalam bentuk basah. Pada ikan pora-pora kering
pengurangan kadar air dari dalam tubuh ikan dapat dilakukan dengan beberapa
cara diantaranya yaitu menggunakan udara panas, cara ini umum nya memanfaatkan
angin/udara yang telah dipanasi oleh cahaya matahari (proses penjemuran),dan
menggunakan panas seperti pengasapan.
Hasil
pemeriksaan kandungan protein ikan pora-pora bentuk kering/100 gr adalah 40,90
gr. Pada ikan pora-pora bentuk kering kadar air berkurang karena proses
pengawetan yang memepengaruhi hasil analisa. Kandungan kalsium pada ikan
pora-pora kering/100 gr adalah 2,50 gr hal ini dikarenakan ikan pora-pora
kering sudah menggalami proses pengurangan kadar air. Kandungan lemak pada ikan
pora-pora kering /100 gr adalah 22,46 gr. Lemak yang terdapat dalam ikan
pora-pora tidak membahayakan tubuh, meskipun daging mengandung lemak yang cukup
tinggi akan tetapi dari jumlah tersebut mengandung asam-asam lemak tak jenuh
yang sangat dibutuhkan manusia sedangkan kadar kolesterol sangat rendah dan
tidak berbahaya bagi orang-orang yang berlebihan kolesterol (Adawyah, 2007).
Kandungan
mineral pada ikan pora-pora juga cukup banyak, diantaranya adalah magnesium, zat
besi, yodium, seng, dan selenium. Berdasarkan informasi Kedutaan besar Republik
Rakyat China (RRC), ikan pora-pora mengandung Omega-3 yang dapat meningkatkan
pertumbuhan anak, kecerdasan otak serta meningkatakan kadar Hb darah. Ikan ini
juga dikonsumsi oleh ibu menyusui untuk meningkatkan kadar ASI ibu. Ikan
pora-pora tidak hanya disaajikan sebagai lauk saja tetapi saat ini sudah dilakukan inovasi pada
penyajiannya seperti membuat kripik dengan
bahan ikan pora-pora serta telah menjadi oleh-oleh khas wisatawan yang berkunjung ke
Danau Toba.
Menurut saya, budidaya dan pemanfaatan ikan pora-pora
tetaplah dikembangkan dengan baik dari jumlah, kualitas, dan inovasinya dalam
pemanfaatannya. Tidak hanya sekedar memanfaatkan sumber daya alam yang ada tetapi juga
melengkapi kebutuhaan gizi sehari-hari. Dengan memanfaatkan ikan pora-pora
sebagai oleh-oleh bagi wisatawan juga dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat Toba.
Daftar Pustaka
Batubara,N Ulfa.2009.Analisis
Protein, Kalsium, dan Lemak ada ikan Pora-Pora.Skripsi.Sarjana Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Fauzi, da Muchtar Ahmad. 2011.
Pemgasapan Ikan Menggunakan Asap Skala Rumah Tangga. Riua: Jural Perikanan da
Kelautan. Vol.16 no.1
Hutabarat, H. 2014. Ikan
Pora-Pora mengandung Omega 3. Medan:
Medan Bisnis.(21 Desemer 2011)
Prabowo, Rossi. 2010. Kebijakan
Pemerintah Dalam Mewujudkan Ketahanan
Pangan di
Indonesia.http:unwahas.ac.id/publikasiilmiah/index.php/Mediagro/artiicle/download/881/993.Diakses
01 Oktober 2016.
Sugito, Heria Rusmarilin, dan Linda
Masniary Lubis.2013.Studi pembuatan krupuk dari ubi kayu dengan penambahan ikan
pora-pora.Medan : jurnal rekayasa pangan dan pert. Vol.1 no.4