LABEL PADA MAKANAN
Oleh: Chika Dewi Haliman (Ilmu Gizi 2016)
Ketika membeli sebuah produk makanan pasti ada satu
hal yang pertama kali dilihat oleh konsumen, entah itu harga, netto, bentuknya
yang lucu atau bahkan informasi nilai gizi. Nah, sebagai mahasiswa gizi
harusnya yang pertama kali dilihat adalah informasi nilai gizi karena informasi
ini sangat penting. Seperti yang kita tahu, mahasiswa gizi jajanannya tidak boleh
sembarangan. Informasi nilai gizi ini yang akan menentukan kualitas sebuah
produk makanan.
Tidak sembarang orang bisa memahami informasi nilai
gizi dengan baik, padahal kebiasaan baca label ini punya banyak manfaat. Apa
aja sih manfaat dari baca label makanan? Disini akan ada sedikit informasi
tentang food labeling. Jadi, setelah
baca artikel ini aku berharap teman-teman bisa lebih selektif dalam memilih
jajanan, karena you are what you eat!
Yang pertama akan dibahas disini tentang informasi
nilai gizi. Informasi nilai gizi ini biasanya disajikan dalam bentuk tabel
hitam putih dan pasti ada di setiap jenis produk makanan yang sudah layak
konsumsi. Karena tampilannya yang monoton dan pasti ada di setiap produk
makanan maka setiap pembeli akan melihat tabel ini, sengaja atau tidak.
Pada tabel ini harus ada jumlah lemak total, lemak
jenuh, lemak trans, kolesterol, sodium, karbohidrat total, serat, gula, dan
protein yang disajikan dalam satuan gram. Selain itu banyak data-data yang
penting yang lain. Barisan paling atas biasanya tentang takaran saji dan jumlah
sajian per kemasan. Takaran saji ini anjuran sekali makan, sedangkan jumlah
sajian per kemasan itu artinya per kemasan dianjurkan dimakan berapa kali.
Kemudian mengenai energi total, jumlah energi total
yang ada pada tabel adalah jumlah energi yang kita dapat jika kita mengonsumsi
per saji. Ingat ya, per saji bukan per kemasan, karena bisa jadi satu kemasan
dianjurkan untuk disajikan beberapa kali. Jadi, ketika melihat sebuah produk
makanan, kemudian energi total yang tercantum sangat rendah, harus dicermati
lagi.
Selanjutnya mengenai klaim kandungan nutrisi. Siapa
yang tidak kenal susu low fat? Atau
minuman less sugar? Pasti hal ini
sudah tidak asing bagi kita, terlebih orang-orang yang sedang menjalani diet
tertentu. Nah apasih arti dari kata low,
high, less, free yang biasanya menempel pada produk makanan?
Free artinya produk tersebut sama sekali tidak mengandung
atau mengandung jumlah yang tidak terlalu signifikan mengenai komponen berikut:
lemak, lemak jenuh, kolesterol, sodium, gula, atau kalori. Contoh, free calorie berarti produk mengandung
kurang dari 5 kalori per saji. 5 kalori per saji dianggap free karena jumlahnya
tidak terlalu signifikan.
Low biasanya terdapat pada makanan yang aman terhadap
komponen berikut: lemak, lemak jenuh, kolesterol, sodium, dan kalori jika
sering dikonsumsi. Komponen-komponen tersebut jika dikonsumsi berlebihan akan menimbulkan efek
samping bahkan bisa memicu munculnya penyakit tertentu.
Less memilki arti bahwa produk makanan tersebut mengandung
25% lebih sedikit mengenai nutrisi atau kalori jika dibandingkan dengan produk
makanan sejenis. Sebagai contoh, pretzel mengandung 25% lemak lebih rendah
dibanding potato chips.
High dapat digunakan jika suatu produk makanan mengandung 20%
atau lebih dari %AKG untuk setiap saji.
Masih banyak food
labeling lain pada produk makanan yang akan sangat menarik untuk dibahas.
Namun, pada kesempatan kali ini cukup sekian, jangan lupa cermati label produk
sebelum mengonsumsi makanan, be a smart
eater!