LET’S DO A BREAKFAST!
Oleh:
Julia Fakhrun Nisa’ - Gizi IA
Sarapan pagi merupakan kegiatan mengonsumsi makanan
di pagi hari sebelum melakukan aktivitas berat lain. Dewasa ini semakin banyak
orang-orang yang melewatkan sarapan pagi dikarenakan banyak faktor, baik faktor
internal maupun faktor eksternal. Untuk faktor internal, di dalam diri
seseorang tumbuh anggapan bahwa sarapan pagi itu kurang penting, sedangkan
faktor eksternal antara lain, karena tergesa-gesa berangkat ke sekolah atau ke
kantor, tidak sempat memasak atau membeli makanan untuk sarapan, serta
kurangnya edukasi dan pengetahuan mengenai pentingnya sarapan pagi.
Menurut Departemen Kesehatan RI, kebiasaan sarapan
pagi termasuk dalam satu dari tiga belas pesan dasar gizi seimbang. Banyak orang
beranggapan bahwa makanan yang dikonsumsi untuk sarapan pagi harus selalu nasi,
padahal kenyataannya banyak sekali makanan yang dapat dikonsumsi sebagai
pengganti nasi untuk sarapan pagi. Makanan tersebut antara lain setangkup roti
dengan selai, telur dadar atau omelet, sereal, kentang, pasta dan mi.
Makanan-makanan yang dipilih untuk konsumsi sarapan pagi dianjurkan yang
mengandung banyak karbohidrat. Mengapa dianjurkan banyak mengandung
karbohidrat? Karbohidrat merupakan zat makro penghasil energi yang diperlukan
oleh tubuh untuk dapat melakukan aktivitas setiap harinya. Pada saat bangun
tidur di pagi hari, tubuh kita memiliki sedikit energi karena energi dalam
tubuh telah terkuras habis oleh aktivitas yang kita lakukan pada hari
sebelumnya. Dengan begitu sarapan pagi dianggap sebagai kegiatan mengisi bahan
bakar tubuh sehingga sangat penting dilakukan untuk menggantikan energi yang
telah hilang tersebut. Tidak hanya karbohidrat, kandungan protein, lemak,
mineral dan vitamin dalam makanan sarapan pagi juga diperlukan untuk memenuhi
asupan gizi tubuh.
Banyak sekali manfaat yang didapatkan dengan
membiasakan diri sarapan pagi. Beberapa manfaat dari sarapan pagi diantaranya,
pertama adalah meningkatnya konsentrasi dan kinerja otak. Karbohidrat dalam
makanan yang dikonsumsi pada saat sarapan pagi akan dicerna tubuh dengan proses
karbohidrat dipecah menjadi molekul-molekul gula sederhana yang lebih kecil
yaitu fruktosa, laktosa, dan galakstosa. Kemudian molekul-molekul sederhana
tersebut dipecah lagi hingga menjadi molekul paling sederhana yaitu glukosa.
Glukosa merupakan makanan otak atau bahan bakar otak sehingga dapat
meningkatkan konsentrasi dan kinerja otak. Kedua, meningkatkan daya tahan
tubuh. Dari beberapa survei yang telah dilakukan, diketahui bahwa seseorang
yang terbiasa sarapan pagi memiliki keaktifan tubuh yang lebih dibandingkan
dengan yang tidak sarapan pagi. Orang-orang yang terbiasa sarapan pagi akan
lebih ceria, bersemangat, tidak mudah lesu, lemas, dan berperilaku positif.
Kebiasaan melewatkan sarapan pagi tentulah merupakan
hal yang tidak baik. Dengan terbiasa melewatkan sarapan pagi berarti secara
tidak sadar telah membuat tubuh bekerja kurang optimal karena sarapan pagi
memilki manfaat yang banyak untuk tubuh. Bagi orang-orang yang sering melewatkan
sarapan pagi, menambah edukasi dan pengetahuan tentang pentingnya sarapan pagi
dapat memotivasi dan meningkatkan kesadaran diri untuk mebiasakan sarapan pagi.
So, let’s do a breakfast.
Sumber :
Tumiwa, E.S., Sarimin, S., Ismanto,
A.Y. (2016). Hubungan Pengetahuan Tentang Sarapan Pagi dengan Prestasi Belajar
Anak di SD INPRES Talikuran Kecamatan Kawangkoan Utara. e-journal keperawatan
(eKp), volume 4(1)
Sukiniarti. (2015). Kebiasaan Makan
Pagi pada Anak Usia SD dan Hubungannya dengan Tingkat Kesehatan dan Prestasi
Belajar. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia, volume 1(3), 315-321