DIET
Apa itu diet? Semua orang pasti sering mendengar istilah diet. Diet
seringkali diartikan sebagai upaya penurunan berat badan. Hal tersebut benar,
namun perlu dijelaskan lebih lanjut bahwa penurunan berat badan merupakan salah
satu jenis diet. Diet yang sesungguhnya adalah pengaturan jumlah makanan dan
asupan nutrisi tertentu yang dikonsumsi oleh seseorang atau organisme tertentu.
Diet dibagi menjadi tiga
jenis diantaranya penurunan berat badan, peningkatan berat badan, dan pantangan
terhadap makanan tertentu. Penurunan berat badan seringkali dilakukan oleh kaum
hawa untuk menjaga penampilan, mulai dari model, aktris, hingga remaja putri
seringkali melakukan hal ini. Peningkatan berat badan seringkali dilakukan oleh
olahragawan, khususnya atlet binaraga, guna meningkatkan masa ototnya.
Sedangkan pantangan terhadap makanan tertentu sering dilakukan oleh orang yang
menderita penyakit tertentu, misalnya penderita diabetes melitus menghindari
makanan tinggi kalori.
Prinsip diet dipengaruhi
oleh banyak faktor. Faktor yang terkuat adalah latar belakang atau keyakinan
individu. Pada dasarnya, manusia dapat makan daging dan tumbuhan (omnivora),
namun bagi kelompok atau etnis tertentu di masyarakat, tidak semua makanan
boleh dimakan. Misalnya dalam agama Islam, ada makanan yang dikategorikan
sebagai makanan halal dan haram. Yang halal boleh dimakan, dan sebaliknya yang
haram tidak boleh dimakan. Prinsip diet dengan pembatasan makanan diatur dalam
Al Quran. Contoh lain, penganut Hindu, Sikh, Jainisme, dan Buddha yang ketat,
memiliki prinsip diet vegetarian, yakni tidak boleh membunuh dalam mendapatkan
makanan, artinya tidak boleh makan daging.
Pelaksanaan diet yang baik
dilakukan dengan konsep diet seimbang yang telah dikembangkan berdasarkan
komposisi gizi dari berbagai makanan yang terkait dan digolongkan dalam
kelompok-kelompok tertentu. Sehingga dapat dihasilkan suatu diet (pengaturan
makanan) dengan jumlah nutrisi seimbang. Diet seimbang juga diidentikkan dengan
anjuran pola makan sehat dalam berbagai pedoman perencanaan makanan yang secara
umum menganjurkan diet tersusun atas sumber nabati dibanding sumber hewani.
Sebelum memulai diet, hal
pertama yang harus dilakukan adalah mengukur angka kecukupan energi harian. Jumlah
kecukupan energi harian dapat dihitung dengan beberapa langkah, yakni
perhitungan BMI (Body Mass Index), BMR
(Basal Metabolic Rate), SDA (Specific Dinamic Action) dan energi
aktifitas fisik. Dimana BMI diperoleh dari berat badan (kg) yang dibagi dengan
kuadrat tinggi badan (m2). BMR dihitung dari berat badan (kg)
dikalikan 24 kalori/kg. SDA didapat dari 10% BMR. Energi aktifitas fisik
didapat dari perkalian faktor aktifitas fisik dan (BMR + SDA). Faktor aktifitas
fisik tiap orang berbeda-beda tergantung jenis kelamin dan aktifitasnya.
Berikut tabel faktor aktifitas fisik:
TABEL AKTIFITAS FISIK
|
|||
AKTIFITAS
|
JENIS
|
LAKI-LAKI
|
PEREMPUAN
|
Istirahat
|
Tidur, berbaring,
duduk
|
1.2
|
1.2
|
Ringan sekali
|
Menulis, mengetik
|
1.4
|
1.4
|
Ringan
|
Menyapu, menjahit,
mencuci piring, menghias ruangan
|
1.5
|
1.5
|
Ringan - sedang
|
Sekolah, kuliah, kerja
kantor
|
1.7
|
1.6
|
Sedang
|
Mencangkul, menyabit rumput
|
1.8
|
1.7
|
Berat
|
Menggergaji
pohon dengan gergaji tangan
|
2.1
|
1.8
|
Berat sekali
|
Mendaki gunung,
menarik becak
|
2.3
|
2
|
Dari data tersebut,
perhitungan BMI didapat pertama kali. Dengan melihat angka BMI dan kategorinya,
dapat dinilai status gizi seseorang. Apakah orang tersebut normal, underweight, overweight, atau obesity.
Ketika orang tersebut berada di kategori underweight,
ia harus melakukan diet jenis peningkatan berat badan. Ketika orang tersebut
berada di kategori overweight bahkan obesity, maka orang tersebut harus
melakukan diet jenis penurunan berat badan. Untuk diet pantang makanan
tertentu, tergantung pada jenis penyakit dan riwayat kesehatan dari orang
tersebut.
Setelah hasil perhitungan
BMI didapat, maka dapat juga perhitungan-perhitungan lainnya, sampai kepada
jumlah energi aktifitas fisik yang diperlukan orang tersebut tiap harinya.
Dengan didapatnya jumlah tersebut, maka dapat ditentukan pengaturan makanan
dengan konsep diet seimbang. Pada dasarnya, diet seimbang adalah menyetarakan
antara jumlah energi yang masuk dengan jumlah energi yang keluar.
Bagi pasien yang memiliki
kategori underweight dalam
perhitungan BMI (indeks BMI kurang dari 18.5), pasien dianjurkan untuk
melakukan diet peningkatan berat badan. Diet ini dilaksanakan dengan menambah
jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan. Penambahan jumlah
kalori yang masuk tidak lebih dari 25% dari jumlah kebutuhan energi harian.
Pengontrolan berat badan selama melaksanakan diet juga harus dilakukan secara
rutin sehingga diet akan dihentikan ketika berat badan ideal sudah tercapai.
Bagi pasien yang memiliki
kategori overweight atau bahkan obesity (indeks BMI antara 25-29 untuk overweight, dan diatas 29 untuk obesity), pasien dianjurkan untuk
melakukan diet penurunan berat badan dengan tujuan mencegah penyakit
degeneratif. Diet jenis penurunan berat badan ini dilaksanakan dengan
mengurangi jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh. Pengurangan tersebut tidak
lebih dari 25% dari jumlah kebutuhan energi harian. Asupan karbohidrat
dikurangi sebanyak 10-25%, protein sebanyak 10-15%, dan lemak sebanyak 15-25%.
Penurunan berat badan yang normal adalah 0.5 kg/minggu. Tidak hanya terbatas
pada pegurangan makanan saja, diet jenis ini juga perlu diimbangi dengan
penambahan aktifitas, seperti olahraga teratur.
Bagi pasien yang memiliki
penyakit tertentu, pelaksanaan diet pantangan terhadap makanan tertentu
dilakukan dengan kontrol dari dokter dan ahli gizi. Makanan yang dipantang
digantikan dengan makanan alternatif. Misalnya saja para penderita diabetes
tidak boleh makan makanan dengan jumlah kalori tinggi, oleh karena itu beras
putih yang biasanya dikonsumsi orang normal, tidak dapat diberikan kepada
penderita diabetes. Penderita diabetes mengonsumsi beras merah sebagai
penggantinya, karena kalori dari beras merah lebih rendah daripada beras putih
pada umumnya.
Tujuan utama dari diet
adalah pengaturan pola makan yang berujung pada kesehatan tubuh. Baik diet
jenis peningkatan berat badan, penurunan berat badan, dan pantang terhadap
jenis makanan tertentu, semua dilakukan untuk menjaga tubuh tetap sehat dan
sebagai upaya preventif (pencegahan) penyakit. Keberhasilan diet seseorang
ditentukan oleh dirinya sendiri, dari motivasi atau niat untuk memiliki pola
hidup dan tubuh yang sehat, dan dari kedisiplinan dirinya dalam memilih dan
mengonsumsi makanan yang proporsional.(Airin)
Barasi,
E.Mary. 2009. At a Glance Ilmu Gizi.
Jakarta : Penerbit Erlangga.
Irianto,
Djoko Pekik. 2006. Panduan Gizi Lengkap
Keluarga dan Olahragawan. Yogyakarta : Penerbit Andi
Muchtadi, Deddy. 2008. Pengantar Ilmu Gizi. Bandung: Penerbit
Alfabeta
By: Dara Putri P.
Posting Komentar