Ciptakan Masyarakat Sadar Gizi

No comment yet
Berbicara tentang gizi, mungkin belum banyak hal yang bisa terkembangkan dari pokok bahasan tersebut. Bisa dikatakan, pemerhati status gizi di Indonesia belum cukup dikategorikan banyak. Hal ini mungkin disebabkan oleh belum berkembangnya kesan ilmu gizi untuk harus terus dikaji, karena dibandingkan dengan ilmu lain, contohnya ilmu politik, ekonomi, dan lain sebagainya, peminatnya untuk mengkaji ilmu tersebut dikatakan sangat banyak, dan ilmu tersebut dinilai sebagai ilmu vital dan penting. Padahal, ilmu gizi sama pentingnya dengan ilmu lain. Mengapa demikian?

Bidang pengembangan gizi dan nutrisi pada kenyataannya memang belum begitu banyak digeluti oleh masyarakat Indonesia. Masyarakat luas masih kerap kali tidak mengetahui informasi-informasi mengenai bidang gizi, baik dari status gizi di daerahnya, mengetahui apa maksud dari pemenuhan gizi, mengetahui manfaat dari pemenuhan gizi, dan bagaimana cara untuk mencapai terpenuhnya gizi. Mungkin tidak semua masyarakat bisa dikatakan demikian, namun, tentu hal ini tetap jadi bahan pemikiran bagi kita, para generasi muda.
Lalu, apakah ilmu gizi itu? lmu gizi adalah ilmu digunakan untuk meneliti berbagai macam gizi yang berperan dalam tubuh manusia. Ilmu ini sudah lama dikenal oleh manusia dari zaman purba dahulu. Hingga pada abad ke 19 dna 20 ilmu ini semakin berperan penting dalam peradaban manusia. Hingga perkembangan sejarah manusia, ilmu ini pun juga ikut berkembang seiring dengan zaman. Mengalami berbagai evolusi dan penyempurnaan hingga saat ini masih dipakai untuk meneliti dan mengetahui tentang gizi. Ilmu ini meneliti bagaimana peran gizi bagi tubuh, dengan melalui berbagai percobaan yang bertahap dengan menggunakan sample makanan. Sehingga kita mengetahui seberapa pentingnya makanan sehat itu dan kerugian dari konsumsi makanan yang tidak layak.
Melihat cakupan ilmu gizi yang begitu penting, maka tentunya ilmu ini mempunyai peranan dalam kehidupan manusia. Peran penting ilmu gizi adalah melakukan penelitian tentang bagaimana kondisi suatu jenis bahan makanan yang akan dikonsumsi. Baik atau tidaknya suatu makanan tergantung bagaimana hasil dari sebuah penelitian. Makanan yang yang akan kita konsumsi harus melalui tes uji lab dengan menggunakan ilmu gizi sebagai acuan utamanya. Didalam ilmu ini biasanya akan menerapkan berbagai pendapat para ahli kesehatan dan gizi sehingga output yang dihasilkan sesuai dengan nilai takaran. Meneliti bagaimana kandungan unsur kimianya, nilai gizinya, takaran penyajiannya hingga manfaat yang didapat. Semua itu melalui hasil tes uji coba pada sample makanan. Unsur-unsur yang kurang bermanfaat akan dibuang serta mengontrol terjadinya kembali unsur-unsur tersebut.
Lalu, disamping peran, terdapat juga manfaat dari mempelajari ilmu gizi. Selain berawal dari berbagai sejarah kuno dan masa kini, ilmu ini berkembang sangat pesat diberbagai tempat didunia. Dan tentunya memiliki manfaat yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Tanpa adanya ilmu ini maka kita tidak tahu apa saja manfaat suatu makanan, kandungan zatnya serta bahaya dari kerugian yang ditimbulkan. Untuk itulah peran ilmu gizi memang sudah diakui sejak dulu dan hak paten dalam setiap kondisi apapun.
Isu-isu terkini tentang buruknya status gizi juga bisa dikatakan tidak sedikit. Tentunya kita sering mendengar istilah obesitas, busung lapar, hingga keracunan makanan. Itu semua ada 3 contoh isu yang paling sering terjadi di masyarakat. Yang pertama, adalah obesitas. Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan, berbeda dengan overweight (kelebihan berat badan). Obesitas dan kelebihan berat badan dalam dekade terakhir menjadi masalah global. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2005, sekitar 1,6 miliar orang dewasa di atas usia 15 + kelebihan berat badan dan setidaknya 400 juta orang dewasa menderita obesitas.
Yang kedua, adalah gizi buruk atau busung lapar. sebuah fenomena penyakit di Indonesia bisa diakibatkan karena kekurangan protein kronis pada anak-anak yang sering disebabkan beberapa hal, antara lain anak tidak cukup mendapat makanan bergizi, anak tidak mendapat asuhan gizi yang memadai dan anak mungkin menderita infeksi penyakit. Penyebab langsung tersebut bisa dikarenakan adanya bencana alam, daya beli masyarakat, tingkat pendidikan, kondisi lingkungan dan pelayanan kesehatan. Timbulnya ruam berwarna merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas, tidak bernafsu makan atau kurang, rambutnya menipis berwarna merah seperti rambut jagung dan mudah dicabut tanpa menimbulkan rasa sakit, sering disertai infeksi, anemia dan diare, anak menjadi rewel dan apatis perut yang membesar juga sering ditemukan akibat dari timbunan cairan pada rongga perut salah salah gejala kemungkinan menderita "busung lapar".
Yang ketiga, namun bukanlah yang terakhir, adalah maraknya kasus keracunan makanan. Keracunan makanan ialah apa jua penyakit yang disebabkan oleh pengambilan makanan atau minuman yang tercemar. Dilaporkan bahawa terdapat 6624 kes keracunan makanan pada tahun 2007 (kadar insiden 26.44/100,000 penduduk). Keracunan makanan bisa mengakibatkan kecacatan seperti lumpuh atau sakit sendi-sendi yang berpanjangan (kronik).  Ia juga boleh mengakibatkan kematian jika tidak mendapat rawatan awal. 
Bagaimana cara kita untuk mewujudkan suatu masyarakat yang sadar akan pentingnya pemenuhan gizi seimbang? Banyak cara yang dapat dilakukan, dan kita bisa memulainya dari tingkat lingkungan keluarga. Misalnya dengan memulai asuhan dan konseling gizi bagi keluarga yang belum menerapkan perilaku gizi yang baik dan benar. Tujuannya, meningkatkan kemandirian anggota keluarga dalam pelayanan gizi. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan seperti menyusun standar tata laksana asuhan dan konseling gizi,melaksanakan kegiatan asuhan dan konseling gizi di setiap sarana pelayanan kesehatan,melaksanakan kegiatan asuhan gtzi melalui penyuluhan kelompok mengenai makanan padat gizi dari bahan lokal serta melaksanakan kegiatan asuhan dan konseling gizi secara profesional.
Penanaman pendidikan gizi dan nutrisi juga penting diterapkan dalam masyarakat, dimulai dari mengenalkan variasi makanan dan macam-macam kandungan nutrisinya pada anak, lalu mempelajarinya secara formal melalui pendidikan di sekolah, hingga menerapkan dan mendalami ilmu gizi dijenjang perguruan tinggi. Untuk itu, perlu di tingkatkannya banyaknya jurusan khusus di bidang gizi, agar lahir para ahli gizi professional yang siap menangani masalah gizi di Indonesia




Daftar pustaka:

Created By: Putri Hersya Maulia
Upload By: Dara Putri Puspitasari

Posting Komentar