Mengenal Lebih Jauh Osteoartritis
Oleh : Dara Putri Puspitasari (S1 Ilmu Gizi 2014)
Osteoartritis adalah salah satu penyakit persendian yang paling
banyak ditemui. Penyakit ini masih belum diketahui penyebab pastinya. Gejala penyakit ini ditandai dengan kehilangan tulang rawan (kartilago) sendi secara bertahap. Berdasarkan National Centers for
Health Statistics, diperkirakan 15,8 juta (12%) orang dewasa antara usia 25-74 tahun mempunyai keluhan osteoartritis (Anonim,
2011). Sekitar 10-15% dari orang yang menderita osteoartritis berusia diatas 60 tahun.
Faktor risiko terjadinya penyakit osteoartritis dibedakan menjadi dua, yaitu faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan yang dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang
tidak dapat dimodifikasi adalah usia, ras, jenis kelamin (gender), dan genetik,
sedangkan faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah obesitas, kelemahan otot,
aktivitas fisik yang berat, trauma berlebihan, dan diet.
Osteoartritis kebanyakan terjadi pada usia diatas lima
puluh tahun. Osteoartritis menyerang persendian, biasanya sendi
yang sering terkena adalah punggung bawah, pinggul, lutut, dan kaki. Ketika
terkena di daerah sendi tersebut akan mengalami kesulitan untuk melakukan
kegiatan seperti berjalan, menaiki tangga, dan mengangkat suatu beban. Bagian lain
yang sering terkena juga adalah leher dan jari, termasuk pangkal ibu jari.
Ketika bagian jari dan sendi tangan terkena osteoartritis, hal ini dapat
membuat keadaan bertambah sulit terutamanya untuk memegang suatu objek dan
untuk melakukan pekerjaan (Anonim,2006). Selain itu, penderita juga mengalami
bengkak karena deformitas tulang, misalnya pembentukan osteofit atau karena
efusi yang disebabkan oleh akumulasi cairan sinovial. Keluhan yang sering
diderita penderita osteoartritis biasanya adalah nyeri sendi, hambatan
gerakan sendi, kaku pagi, krepitasi atau rasa gemeratak yang timbul pada sendi yang
sakit, pembesaran
sendi (deformitas), dan lain-lain.
Osteoartritis pada usia lanjut umumnya tidak ada cara
pengobatan untuk menyembuhkan secara total, namun dapat digunakan untuk
mengurangi rasa nyeri yang timbul. Selain itu, cara alami yang dapat dilakukan
adalah dengan berjemur di paparan sinar matahari pagi. Pengobatan osteoartritis
dapat berupa pemberian makanan yang mengandung zat gizi tertentu atau dengan
obat-obatan.
Suplemen
makanan yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa nyeri pada sendi yang
mengandung glukosamin dan kondroitin sulfat. Glukosamin dan kondroitin sulfat
secara alami terdapat pada tubuh manusia dan hewan, dan merupakan bahan utama
dari tulang rawan.
Glukosamin adalah suatu senyawa gula amino
yang memiliki peran penting dalam pembentukan dan perbaikan tulang rawan. Glukosamin merupakan suplemen yang digunakan untuk terapi pada persendian, khususnya pada osteoartritis. Glukosamin direkomendasikan terutama untuk pasien yang memiliki risiko tinggi untuk mengalami osteoartritis, salah satunya adalah pada lanjut usia (lansia) (Shao, 2013). Kondroitin sulfat dapat membantu tulang rawan membentuk kerangka dasar yang
diperlukan untuk perbaikan kerusakan sendi dan dapat meningkatkan cairan
sinovial yang ada di tulang rawan. Kondroitin sulfat juga dapat berfungsi
sebagai obat anti-inflamasi ringan. Sumber kondroitin sulfat adalah tulang
rawan hewan, yaitu tulang rawan ikan hiu atau trakea hewan mamalia.
Sumber :
Ambardini,
Rachmah Laksmi.Latihan Fisik dan Manajemen Terpadu Osteoartritis. Retrieved from http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132256204/Latihan%20Fisik-Manajemen%20Osteoartritis.pdf.Diakses tanggal 29 Mei 2015.
Kardiman,Cynantya.2013.Manfaat Glukosamin, Kondroitin,
dan Metilsulfonilmetana pada Osreoartritis.Cermin Dunia Kedokteran, Volume 40 Nomor
12.