Selamat pagi, hari ini Minggu, 25 Januari 2015 merupakan Hari Gizi Nasional ke-55. Kami akan memberikan ulasan singkat mengenai permasalahan kesehatan yang terkait gizi di Indonesia. Kali ini kami akan membahas tentang pentingnya gizi pra-konsepsi pada wanita usia produktif. Semoga bermanfaat ^^ #HGN55 #HGN2015
Salah satu faktor yang
mempengaruhi kemajuan suatu bangsa adalah kualitas dari individu-individu yang
hidup dan berkembang di negara tersebut. Anak muda yang menjadi ujung tombak
kemajuan bangsa perlu disiapkan sedini mungkin baik secara fisik, moral maupun
material. Kualitas generasi penerus bangsa dapat dibentuk mulai dari kesiapan
mental dan kesehatan seorang ibu dalam menghadapi kehamilannya. Namun, harapan ini agaknya sedang
mengalami kendala yang cukup besar dengan banyaknya kasus kematian ibu dan
bayi.
Kasus kematian ibu dan bayi yang
terbanyak terjadi pada saat persalinan, pasca persalinan, dan hari-hari pertama
kehidupan bayi masih menjadi tragedi yang marak di negeri ini. Hal ini dapat terjadi dikarenakan banyak faktor yang
mempengaruhi salah satunya adalah ketidaksiapan sang ibu saat pra kehamilan.
Penurunan
angka kematian ibu dan bayi baru lahir sangat perlu dilakukan dengan beberapa upaya dan inovasi baru.
Upaya yang dapat dilakukan dalam hal ini adalah
penempatan bidan di desa, pemberdayaan keluarga dan
masyarakat dengan menggunakan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA), Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K), serta penyediaan fasilitas kesehatan Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas perawatan dan Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di rumah sakit.
Upaya
terobosan yang paling mutakhir menurut
gizikia.depkes.go.id adalah program Jampersal (Jaminan
Persalinan) yang digulirkan sejak 2011. Program Jampersal ini diperuntukan bagi
seluruh ibu hamil, bersalin dan nifas serta bayi baru lahir yang belum memiliki
jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan. Keberhasilan Jampersal tidak hanya
ditentukan oleh ketersediaan pelayanan kesehatan namun juga kemudahan
masyarakat menjangkau pelayanan kesehatan disamping pola pencarian pertolongan
kesehatan dari masyarakat, sehingga dukungan dari lintas sektor dalam hal
kemudahan transportasi serta pemberdayaan masyarakat menjadi sangat penting.
Program Jampersal membuat pemerintah menjamin
pembiayaan persalinan sekitar 2,5 juta ibu hamil agar mereka mendapatkan
layanan persalinan oleh tenaga kesehatan dan bayi yang dilahirkan sampai dengan
masa neonatal di fasilitas kesehatan pada tahun 2012. Slogan yang dimiliki program ini berbunyi
“Ibu
Selamat, Bayi Lahir Sehat”
yang dibuat dengan
harapan dapat memberi
kontribusi besar dalam upaya percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi
baru lahir.
Upaya percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi
baru lahir memang tidak berjalan mudah. Hal ini dapat dilihat dari hasil
Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012 yang menunjukkan masih tingginya angka
kematian ibu saat melahirkan, yaitu sebesar 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Lima tahun yang lalu lembaga survei yang sama juga merilis angka
kematian ibu pada saat melahirkan yaitu sebesar 228 per 100 ribu kelahiran
hidup. Dari hasil survei
ini dapat disimpulkan bahwa terdapat kenaikan angka kematian ibu. Hal ini sangat bertentangan dengan target
Millenium Development Goals (MDG) 2015 yang ingin menekan angka kematian ibu
sebesar 102 per 100 ribu kelahiran hidup.
MDG 2015 memiliki tiga target tujuan
pembangunan millennium yang sangat sulit dicapai pada tahun 2015, yaitu
menurunkan angka kematian ibu melahirkan, menurunkan penyebaran virus HIV/AIDS
serta mengakses air bersih dan sanitasi dasar. Hal tersebut disampaikan oleh Asisten
Utusan Khusus Presiden Indonesia untuk tujuan pembangunan milenium (MDG),
Diah Saminarsih dalam voaindonesia.com. Menurut beliau,
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi diantaranya adalah pembangunan
yang belum merata sehingga infrastruktur maupun layanan kesehatan antara satu provinsi
dengan provinsi lain berbeda,
masih
kurangnya tenaga kesehatan di daerah terutama daerah terpencil di Indonesia, dan tidak lagi berjalannya program
Keluarga Berencana (KB) saat ini.
Faktor lain yang dapat menyebabkan angka kematian ibu berdasarkan
data laporan rutin Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 2010 adalah sebesar 228.187
akibat perdarahan dan 186.612 karena mengalami eklampsia. Kedua penyebab utama
tersebut dapat dicegah apabila persalinan dibantu oleh tenaga kesehatan di
fasilitas kesehatan. Selain itu pengetahuan ibu tentang persiapan sebelum
kehamilan (pra-konsepsi) dan saat masa kehamilan harus ditingkatkan untuk
mencegah terjadinya berat bayi lahir rendah yang juga menjadi salah satu faktor
bayi tidak dapat bertahan hidup pada masa-masa awal kehidupannya.
Pengetahuan ibu dapat diberikan dengan
upaya pembekalan pada calon ibu untuk mengurangi angka kematian ibu dan bayi
adalah dengan memberikan pengetahuan tentang asupan gizi yang baik guna
menunjang kebutuhan gizi selama masa kehamilan. Saat kehamilan, asupan gizi ibu
menjadi salah satu hal yang sangat menentukan bagi kesehatan bayi dan ibu.
Namun sering kali calon ibu tidak menyadari akan kehamilannya di bulan-bulan
pertama masa mengandung. Padahal pada satu bulan pertama kehamilan terjadi
proses pertumbuhan janin yang sangat pesat serta terjadi pembentukan otak dan
organ-organ penting lain pada janin. Apabila ibu tidak menyadari bahwa dia
sedang hamil muda, maka dapat terjadi kemungkinan kekurangan asupan gizi yang
dibutuhkan pada masa-masa awal pembentukan organ vital janin. Selain itu, asupan gizi yang kurang dapat
menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah dan berpengaruh pada ketahanan
bayi dalam menjalani masa-masa awal kehidupannya.
Secara ilmiah intervensi nutrisi
seperti suplemen makanan selama kehamilan pada remaja, wanita usia subur dan
selama hamil terbukti efektif dalam mencegah BBLR (ACC/SCN,
2000). Menurut
Rao et al. (2007), rendahnya asupan kalori pada trimester III dan berat badan
ibu sangat erat kaitannya dengan berat bayi lahir. Kenaikan berat badan ibu
selama hamil pada status gizi
normal dan kurang akan meningkatkan risiko berat bayi lahir di atas 4000 gram apabila
kenaikan berat badan di atas yang direkomendasikan dan di bawah 3000 gram apabila kenaikan
berat badan berada di bawah yang direkomendasikan.
Kenaikan berat badan di bawah rekomendasi dapat
dicegah sesuai dengan pemaparan yang telah disebutkan sebelumnya yakni
dengan
adanya pembekalan dini tentang gizi pra-konsepsi pada wanita di usia produktif.
Gizi pra-konsepsi diperlukan untuk mempersiapkan cadangan gizi saat masa-masa
awal kehamilan. Apabila pada masa pra-konsepsi calon ibu sudah memiliki cadangan
gizi yang baik dalam tubuh maka saat awal masa kehamilan, janin tidak akan mengalami hambatan dalam
pertumbuhannya karena sudah ditunjang dengan cadangan asupan gizi yang baik
dari calon ibu.
Pengetahuan mengenai gizi pra-konsepsi dapat
disampaikan melalui kader posyandu, petugas puskesmas atau bahkan melalui
karang taruna kepada para wanita. Sikap kooperatif atau dukungan dari
masyarakat sekitar sangat membantu berjalannya program ini agar hal yang berkaitan dengan pengetahuan
masa pra-konsepsi tidak
dianggap tabu. Masyarakat
perlu mengtahui persoalan
masa pra-konsepsi ini
sehingga dapat berkontribusi langsung dalam penurunan
angka kematian ibu dan bayi
di Indonesia.
Penurunan angka kematian anak
dan peningkatan
kesehatan ibu adalah tujuan dari program yang dicanangkan oleh Perserikatan
Bangsa Bangsa (PBB) yaitu Millenium Development Goals (MDG). Program ini memiliki tujuan umum
untuk mencapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat. Indonesia
merupakan salah satu negara yang turut hadir dalam pertemuan Puncak Milenium di
New York pada Septermber 2000 dan menandatangani Deklarasi Milenium tersebut. Hal ini dilakukan dengan harapan
bahwa adanya
pembekalan pengetahuan tentang gizi pra-konsepsi dapat membantu menurunkan angka
kematian ibu dan bayi sehingga target Millenium Development Goals (MDG) 2015
dapat tercapai.