Waspada Anorexia Nervosa pada Remaja Putri

No comment yet
Isma Nur Amalia/101311233033/GIZI 13


            Remaja adalah suatu tahap peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa. Di tahap inilah remaja mengalami suatu perkembangan fisik yang pesat dan menyangkut pertumbuhan, kematangan organ reproduksi, hormonal, pertambahan jaringan lemak di dalam tubuh serta perubahan sosialisasi dan perubahan kematangan diri. Remaja mengalami masa pubertas yang membuat psikologis dari remaja cenderung lebih dekat kepada teman sebayanya dibanding oleh orangtua yang pada masa anak-anak cenderung menjadi faktor pengambil keputusan yang tinggi termasuk pada pola makan
            Pola makan khususnya remaja putri modern ini lebih cenderung ke pengaturan makan yang secara ketat dan berorientasi kepada role model yang menjadi panutannya. Gangguan pola makan yang sering terjadi pada remaja putri ialah “Anorexia Nervosa” yakni pengaturan pola makan yang sangat ketat artinya remaja cenderung membatasi makan secara sengaja dan mengontrolnya dengan sangat ketat (Andriani, Merryana 2012). Penderita yang merasa lapar akan terus menghindari makanan dan lebih nyaman untuk menahan lapar. Seseorang yang menderita “Anorexia Nervosa” disebut sebagai anoreksi sering muncul pada remaja yang memang kegemukan atau mempersepsi bahwa dirinya terlalu gemuk. Ia lalu mulai berdiet keras, yang terus membuat dia sampai ke titik di mana ia terjebak secara obsesif untuk menjadi kurus.
Presepsi anoreksi mengenai rasa kenyang mengalami gangguan. Ketika mengonsumsi makanan dalam jumlah yang sedikit akan merasa kenyang bahkan merasa mual. Ketika merasa lapar dan tidak tertahankan sehingga mengonsumi makanan akan merasa sangat bersalah meskipun jumlah yang dikonsumsi sedikit. Anoreksi cenderung menyalahkan diri sendiri, menyendiri dan akhirnya depresi akibat dari penambahan berat badan yang mendadak atau aktivitas makan yang dirasa dikonsumsi dalam jumlah banyak Anoreksi akan ditandai juga oleh tidak mengalami menstruasi setidaknya minimal tiga bulan berturut-turut disebabkan tidak terpenuhnya nutrisi yang cukup sehingga hormon terganggu.
 Ketika memandangi tubuhnya di cermin, ia melihat sosok yang sangat berbeda dengan apa yang dilihat oleh orang lain. Orang lain melihatnya sebagai remaja putri yang kurus kering dan lemah sehingga hanya terlihat tulang belulang, seperti seorang penderita kelaparan, sedangkan yang dilihat adalah seorang yang gendut dan dirasa harus menurunkan berat badannya kembali. Lihat ilustrasi di bawah ini :


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anorexia Nervosa menurut Merryana Andriani antara lain adalah body images yang salah. Body images yang dianggap baik adalah langsing sehingga bagi remaja yang tidak memiliki tubuh langsing akan merasa tidak percaya diri kemudian akan depresi dan berusaha untuk mendapat “tempat” di lingkungan sosialnya. Penerimaan secara sosial yang menurut mereka dianggap lebih baik dan penting daripada kesehatan mereka. Media juga merupakan salah satu penyebab timbulnya gangguan Anorexia Nervosa karena body images yang disukai disebarluaskan pada media contohnya adalah ajang kecantikan yang memberikan point berat badan pada kategorinya. Sehingga strerotype yang didapat adalah “cantik itu kurus”.
Anorexia Nervosa dapat dicegah dengan senantiasa menjaga pola makan yang teratur sehingga berat badan yang terbentuk normal sehingga dapat menjalankan fungsi dari tubuh secara normal. Mengupayakan zat gizi dalam jumlah yang seimbang, menghindari obat-obatan diet yang tidak jelas dan memperbanyak aktivitas fisik bila konsumsi berlebih. Perlunya penanaman kepercayaan diri yang baik dalam diri remaja juga sangat diperlukan. Dukungan dari lingkungan sekitar misalnya keluarga, teman, guru sangat membantu


Daftar Pustaka
Andriani, Merryana.2011.Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan.Jakarta:Kencana