Ebola, Virus Zombie Mendunia

No comment yet
Tidaklah asing lagi bagi telinga kita ketika nama Ebola disebut. Tergambar dalam benak kita tentang penyakit akibat virus mematikan yang menyerang tubuh manusia, entah darimana asalnya, bagaimana gejalanya dan apa obat penawarnya. Masih banyak masyarakat dunia yang belum mengetahui secara pasti apakah itu ebola, apa penyebabnya, bagaimana gejalanya, apakah obat penawarnya dan masih banyak lagi pertanyaan lainnya. Lalu, apakah Ebola itu? Penyakit virus ebola (EVD) atau demam berdarah Ebola (EHF) adalah penyakit pada manusia yang disebabkan oleh virus Ebola. Virus Ebola berasal dari genus Ebolavirus, famili Filoviridae. Seseorang yang terjangkiti virus ini akan menunjukkan gejala antara lain muntah, diare, sakit badan, pendarahan dalam maupun luar, serta demam. Gejalanya biasanya dimulai dua hari hingga tiga minggu setelah terjangkit virus, dengan adanya demam, sakit tenggorokan, nyeri otot, dan sakit kepala. Biasanya diikuti dengan mual, muntah, dan diare, serta menurunnya fungsi liver dan ginjal. Pada saat itu, beberapa orang mulai mengalami masalah pendarahan. 9 dari 10 kasus Ebola yang teridentifikasi akan berakhir dengan kematian. Menurut WHO, tikus kecil yang berasal dari famili Pteropodidae adalah nidus alias natural host dari virus ini. Selain di tubuh manusia, virus Ebola juga ditemukan di tubuh hewan primata seperti monyet, gorila, dan simpanse. Ebola sebenarnya bukan virus baru. Virus ini pertama kali diidentifikasi di tahun 1976 di kota Nzara, Sudan, dan Desa Yambuku, Republik Demokratik Kongo. Nama Ebola berasal dari Sungai Ebola, yang mengalir berdekatan dengan Desa Yambuku.  
Penyakit Ebola dapat ditularkan lewat kontak langsung dengan cairan tubuh atau kulit. Masa inkubasinya dari 2 sampai 21 hari, umumnya antara 5 sampai 10 hari. Saat ini telah dikembangkan vaksin untuk Ebola yang 90% efektif dalam monyet, namun vaksin untuk manusia belum ditemukan. Virus Ebola hidup di tempat yang lembab, lingkungan yang gelap, tidak akan menyebabkan tipikal penularan melalu udara. Tetapi bisa menetap pada partikel udara yang mengambang dan darah orang yang terinfeksi, cairan tubuh lain, kontak langsung dengan kotoran, urine, air liur dan air mani, ada kemungkinan akan terinfeksi. Kondisi pria ketika yang telah pulih, sampai tujuh minggu setelah pemulihan masih bisa menyebarkan virus melalui air mani mereka. Ketika kulit orang sehat yang luka atau selaput mukosa kontak dengan lingkungan yang terkontaminasi oleh cairan lendir pasien Ebola (seperti pakaian kotor, sprei atau jarum suntik yang telah digunakan), juga akan terinfeksi. Mayat tubuh seseorang yang terinfeksi Virus Ebola juga adalah sumber infeksi, oleh sebab itu juga ada yang menyebut “virus orang mati” atau “virus zombie”, harus melakukan perlindungan terhadapnya dan segera dikuburkan. Setelah pasien mulai menunjukkan gejala, sifatnya sudah menular. Penderita virus Ebola dapat meninggal dengan cepat, kira-kira dalam waktu 3 minggu. Ini karena masa inkubasi virus Ebola dalam tubuh berlangsung sangat cepat. Virus Ebola masuk ke sel pembuluh darah manusia dan menyebabkan kebocoran pembuluh darah. Penderita akan merasakan dehidrasi luar biasa dan membutuhkan cairan khusus yang mengandung elektrolit.
Cara utama untuk mencegah Virus Ebola adalah menghindari kontak langsung langsung dengan infeksi Ebola. Petugas kesehatan harus mengambil tindakan perlindungan yang diperlukan. Pastikan untuk mengurangi kontak dengan simpanse, orangutan, kelelawar, babi hutan dan hewan berisiko tinggi lainnya, terutama tidak mengambil tubuh hewan mati atau daging mereka untuk dimasak. Jika Anda tahu seseorang yang terinfeksi virus Ebola, silakan membakar pakaian atau seprai kotor mereka, selimut dan barang-barang lainnya. Diperkirakan virus ini sudah menyebar sangat luas diluar Afrika. WHO memperingatkan bahwa sebelum virus terdeteksi, ia telah menyebar, sehingga membuat jumlah penderita yang sebenarnya lebih tinggi dari kasus telah ditemukan, juga telah meningkatkan kemungkinan penyebaran penyakit dari Afrika. Selain itu, ada cara sederhana yang bisa kita lakukan. Cuci tanganmu setelah menyentuh sesuatu, dan kenali kondisi sekitarmu. Dengan ini, potensi penyebaran virus melalui kontak langsung maupun tidak langsung bisa diantisipasi.

WHO mencatat bahwa belum ada vaksin yang berhasil mengurangi penyebaran virus ebola dalam tubuh. Namun, jangan berkecil hati. WHO sedang melakukan penelitian dan pengembangan vaksin virus ebola dan diharpakan sudah bisa digunakan di awal tahun 2015. Yuk, kita berdoa semoga bisa cepat ditemukan ya obatnya serta berwaspadalah pula terhadap kondisi sekitar dan potensi akan penyebaran virus ebola.


by : Calista Segalita
post by : Annisa Rizka Oktavianita

Posting Komentar