Kurma, Menu Tepat untuk Buka Puasa

No comment yet


Oleh : Chusnul Fadilla (Gizi 2016)

Kurma merupakan  buah yang tidak asing di telinga umat muslim Indonesia pada saat bulan Ramadhan tiba. Buah ini menjadi langganan untuk dijadikan takjil saat berbuka puasa. Komposisi buah kurma terdiri atas 70% zat gula, 20% protein, 3% lemak, dan 7% sisanya adalah zat-zat lain. Gula yang terdapat dalam kurma antara lain berupa glukosa dan fruktosa. Buah kurma kaya dengan zat garam mineral yang menetralisasi asam, seperti kalsium, potassium, dan zat besi. Buah kurma juga mengandung sejumlah vitamin B dan C. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam tabel berikut:

Berdasarkan kajian kimia dan fisiologi Dr Ahmad Abdul Ra’ouf Hisyam dan Dr. Ali Ahmad Syahhat, data berikut diperoleh. Memakan ruthab (kurma basah) dan atau tamar (kurma kering) ketika berbuka puasa akan menambahkan kandungan glukosa dan sukrosa dalam badan. Ketika perut kosong, saat itulah makanan yang mengandung nutrien glukosa dan sukrosa akan mudah dicerna dan diserap secara cepat dan maksimum.
Kurma berserat tinggi, mengandung kalisum, potassium, folat, vitamin A, B, B1, B2, B3 C dan E, bebas lemak dan bebas kolestrol yang membantu dalam mencegah penyakit kronik seperti jantung dan kencing manis. “Dari segi perubatan, amalan memakan kurma setiap hari boleh mengurangkan risiko seseorang itu diserang penyakit kronik seperti jantung dan kencing manis karena mengandung zat galian seperti potasium, kalsium dan zat besi yang boleh menyehatkan sel darah merah”. Prof. Madya Aslah Zain.
Kandungan protein di dalam kurma sebesar 1.8 – 2.0 persen, serat sebanyak 2.0 – 4.0 persen dan gula sebesar 50 – 70 persen glukosa. Dengan kandung gula seperti itu, kurma mampu memberi tambahan tenaga bagi orang yang berbuka puasa hingga ia akan merasa segar dan bertenaga uuntuk beribadah tanpa rasa letih ataupun mengantuk. Biasanya, bagi yang merasa letih dan mengantuk disaat melaksanakan shalat tarawih disebabkan karena makanan yang dikosumsi kebanyakan mengandung karbohidrat yang tidak menyediakan tenaga instant (tambahan). Oleh karena itu, untuk menghindari hal tersebut, buah kurma adalah jawabannya.
Penelitian yang dilakukan Badan Kesahatan Dunia (WHO), zat gula yang ada didalam kurma itu berbeda dengan gula pada buah-buahan lain seperti gula tebu atau gula pasir yang biasa mengandung sukrosa dimana zat itu langsung diserap kedalam tubuh. Hal ini membuat gula itu harus dipecah terlebih dahulu oleh enzim sebelum berubah menjadi glukosa. Sebaliknya, kurma tidak menbutuhkan proses demikian. Menurut David Conni, Direktur Jendral British Nutrition Foundation, segelas air yang mengandung gula akan diserap tubuh dalam waktu 20–30 menit. Akan tetapi, gula yang terkandung dalam kurma akan habis terserap dalam tempo 40–60 menit. Sehingga kurma sangat dianjurkan untuk disantap sebagai menu buka puasa. Dengan konsumsi kurma secukupnya, kita dapat dengan efektif mengganti sebagian energi yang hilang selama puasa.

Daftar Pustaka :
Adiyati, Nurvita Eka. 2013. Rahasia di Balik Kurma. Artikel Ilmiah. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. Diakses pada 4 Juni 2017.
Khasanah, Nur. 2011. Kandungan Buah-Buahan Dalam Alqur’an: Buah Tin (Ficus Carica L), Zaitun (Olea Europea L), Delima (Punica Granatum L), Anggur (Vitis Vinivera L), Dan Kurma (Phoenix Dactylifera L) Untuk Kesehatan. Jurnal PHENOMENON, Volume 1 Nomor 1, Juli 2011. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Diakses pada 4 Juni 2017.

Posting Komentar